UPACARA Harkitnas (Hari Kebangkitan Nasional) yang diperingati Pemkot Baubau sekaligus dianugerahkan Satyalencana Karya Satya dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kepada sejumlah ASN. Berikut testimoni Asisten I Sekot La Ode Aswad kepada wartawan Buton Pos, Irwansyah Amunu.    

Bertepatan dengan Harkitnas, ada penganugerahan Satyalencana yang diserahkan Presiden RI melalui Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse yang masa pengabdiannya beberapa tahun, salah satunya bapak yang diserahkan. Mungkin bisa dijelaskan soal tersebut?

Baik, betul tadi. Terimakasih kepada pemerintah pusat dalam hal ini Bapak Presiden Republik Indonesia yang telah menganugerahkan Satyalencana Karya Satya bagi ASN yang telah mengabdikan dirinya dalam bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara.

Tentu kebetulan saya tadi mendapatkan penganugerahan Satyalencana Karya Satya yang 30 tahun yang diserahkan Bapak Wali Kota tadi. Pertama, ini merupakan komitmen atau pengakuan pemerintah terhadap kinerja, loyalitas kita terhada profesinalisme dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Itulah satu buktinya pemberian Satyalencana tadi.

Nah, ini tentu sekali lagi apreasiasi negara kepada kami ASN. Dan tadi dipenyerahan tadi, banyaklah. Tapi diwakili sembilan orang, tiga orang 30 tahun, tiga orang 20 tahun, dan tiga orang yang 10 tahun.

Salah satunya bapak yang mendapatkan, bagaimana perasaan bapak ketika mendapatkan enugerah tersebut langsung dari Presiden RI Jokowi?

Sekali lagi terimakasih, saya juga terharu. Negara melalui pemerintah, bapak presiden memberikan penganugerahan. Sekali lagi ini bentuk penghargaan negara kami ASN ini.

Kita juga ingin, ASN yang lain bisa mendapatkan penganugerahan Satyalencana Karya Satya, karena menurut kami, inilah salah satu wujud pengabdian kami. Sakah satu bentuk penghargaan terhadap bentuk pengabdian kami sebagai ASN.

Anugerah tersebut menggambarkan 30 tahun, berarti bapak sudah tiga dekade menjadi ASN. Bisa digambarkan bagaimana perasaannya selama tiga dekade jadi ASN RI khususnya di daerah kita?

Baik. Tadi saya memperoleh penghargaan yang 30 tahun, masa kerja saya lebih 30 tahun, sudah 34 tahun saya mengabdikan diri sebagai pelayan masyarakat, sebagai ASN.

Nah 10 tahun terakhir, 20 tahun terakhir, dan 30 tahun yang lalu berbeda tantangan, problem, dan semakin ke depan, semakin kompleks. Ini tantangan bagi ASN untuk selalu meningkatkan kapasitas, kemampuan, profesioanalismenya karena harapan dan tantangan dari masyarakat juga lebih tinggi atas kualitas pelayanan yang bagus, prima.

Apalagi seperti harapan Bapak Walikota, bagaimana memberikan pelayanan kepada masyarakat, melayani tanpa sekat, tidak boleh membeda-bedakan masyarakat, harus diberikan pelayanan yang sama. Masyarakat di mata hukum semua sama sebagai warga negara.

Itulah salah satu wujud nyata tadi, dan terkait itu sekali lagi saya memberikan apresiasi dan saya terharu pula mendapatkan penghargaan. Mungkin bagi sebagaina ASN mungkin tidak ada nilainya, tapi bagi saya ini merupakan pengakuan negara kepada pengabdian kami sebagai ASN.

Sekarang dibandingkan dulu menjadi ASN beda dinamika dan perubahannya. Apa hal yang menurut pak Asisten terasa sangat beda sekali ketika sekarang menjadi ASN dengan masa lalu?

Pertama dengan keterbukaan informasi, masyarakat lebih cerdas, kritis. Ini tantangan bagi ASN yang harus menyesuaikan dengan harapa masyarakat.

Dimasa lalu sebagai ASN tantangannya kecil. Masa lalu kalau 30 tahun lalu, kita ASN memang terkesan dilayani. Sepuluh tahun terakhir tidak boleh lagi dan inilah sekali lagi semua ASN harus menyesuaikan, mampu, peka terhadap harapan dan keinginan masyarakat. Karena tuntutan dan perkebangan zaman lebih cepat.

ASN harus setingkat kemampuan, pengetahuan, lebih cerdas. Yang berikut juga dengan masa waktu 30 tahun saya berkarir ASN tiada pilahan lain, fokus pada pelayanan dan loyal kepada sistem, pimpinan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Supaya memberikan pelayanan, prinsip netralitas dijunjung tinggi.(***)