PUBLIKSATU, BURANGA – Bupati Buton Utara (Butur), Muhammad Ridwan Zakariah ingat betul janji-janji politiknya saat kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) lalu. Politisi PAN itu komitmen merealisasikan visi misi sebelum turun tahta.
Tandem politik Ahali itu cukup percaya diri alias pede dalam membiayai pelaksanaan sejumlah program dari dana pinjaman atau utang sebesar Rp 176 miliar. Salah satunya proyek pembangunan jembatan penghubung antara Desa Langere dan Tanah Merah.
“Saya berpikir meminjam dana sebesar 176 miliar di PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Mengapa? Karena meminjam dana kepada PT SMI itu merupakan solusi yang tepat dan efektif dalam mempercepat pembangunan,” kata Ridwan ditemui usai peletakan batu pertama pembangunan jembatan Langere-Tanah Merah, belum lama ini.
Mantan Sekda Kabupaten Buton ini menuturkan, target percepatan pembangunan infrastruktur daerah sempat meleset dari rencana semula akibat pandemi Covid-19. Sehingga, pihaknya merasa perlu mengejar ketertinggalan melalui dukungan pembiayaan berupa dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari PT SMI.
“Anggaran Rp 176 miliar itu kita fokuskan pada pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Kami peruntukkan pasar Rp 12 miliar, jembatan 32 miliar, dan sisanya untuk jalan semua,” jelas mantan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Butur ini.
Mantan Ketua DPD PAN Buton Utara ini mengungkapkan, mendapatkan pinjaman dana PEN ke PT SMI tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebab, tidak semua daerah mampu menggapai itu. Sehingga wajar pinjaman tersebut disyukuri meskipun sebagian menilainya sebagai utang.
“Dibangunnya jembatan penghubung Desa Langere dan Tanah Merah tidak lain untuk memastikan pemenuhan kebutuhan dan fasilitas dasar masyarakat. Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pembangunan dan pertumbuhan ekonomi,” terangnya.
Menurut Bupati Butur dua periode ini, infrastruktur memang sangat perlu dibuat memadai mengingat hal itu merupakan bagian dari sistem pelayanan kepada masyarakat. Keberadaan infrastruktur harus mengepung kota untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi desa.
“Artinya kita membangun mulai dari pinggiran kota, karena sumber-sumber bahan mentah itu dari desa. Saya minta khususnya masyarakat Langere dan Tanah Merah untuk menjaga dan memelihara jembatan penghubung ini. Jangan dirusak, dicuri baut dan pipanya. Karena ini merupakan rahmat Allah SWT yang telah lama dinantikan,” imbuhnya.
Sejauh ini, Ridwan tak menampik kalau masih ada beberapa program yang tertuang dalam visi misi belum terealisasi. “Semoga pemerintahan selanjutnya dapat meneruskan program-program yang tertuang dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) tahun 2021-2026,” tandas Ridwan.
Peliput: Musran
Redaktur: Texandi