PUBLIKSATU. BAUBAU – Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Baubau tahun ini menarget pembelian sebidang tanah di Kelurahan Palabusa Kecamatan Lealea. Lahan itu merupakan satu-satunya titik lokasi tiang jembatan penghubung pulau Buton-Muna (Tona) yang belum dibebaskan.
“Insyaallah, (lahan) tempat kaki jembatan Tona kita sudah bisa tuntaskan tahun ini. Jadi, ada satu bidang lahan itu yang kita baru bayar setengah tahun lalu,” ungkap Kepala Disperkimtan Baubau, Siti Amalia Abibu di kantornya, Rabu (8/2).
Kata dia, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Baubau tahun 2023 mengalokasikan dana pembebasan lahan jembatan Tona sekira Rp 3 miliar. Alokasi anggaran ini diprioritaskan untuk titik penancapan tiang jembatan.
“Kita prioritas kaki jembatan. Setelah itu baru ruang publik lain seperti parkiran, terminal, dan taman. Kalau ada sisa anggaran dari itu, mungkin kita alihkan untuk pengadaan lahan ke Bandara Betoambari,” ujarnya.
Lebih lanjut, terang dia, seperti Bandar Udara Betoambari, pembebasan lahan jembatan Tona tersebut juga melibatkan pendampingan Kejaksaan Negeri (Kejari) Baubau. Pun, pihaknya memastikan jaksa dalam posisi netral dan pemberi masukan yuridis bagi pihak pembeli dan penjual lahan.
“Jembatan itu proyek strategis nasional, tapi sampai sekarang memang kita belum ada informasi kapan dibangun. Hanya kita harus percepat juga pembebasan lahannya karena disebelah (Buton Tengah, red) sudah selesai,” tandasnya.
Sebagai informasi, jembatan Tona didesain memiliki total panjang 2.969 meter dengan panjang bentang utama sepanjang 765 meter. Lahan yang dibutuhkan ditaksir seluas 70 hektar, masing-masing 35 hektar di pulau Buton dan Muna. Biaya pengerjaannya diperkirakan mencapai Rp 15 triliun, estimasi selama empat tahun.(exa)