Publiksatu – Selama kompetisi ditunda, para pemain Madura United dibolehkan pulang kampung.

Tim berjuluk Laskar Sape Kerrap itu masih diliburkan. Para pemain juga dibebaskan untuk pulang kampung. Termasuk para penggawa asing.

Dikutip dari jawapos.com, pelatih Fabio Lefundes bahkan sudah berada di Brasil sejak pekan lalu. Winger Bayu Gatra juga menjalankan ibadah umrah bersama keluarga besarnya.

Manajemen Madura United sama sekali tidak khawatir. Memang ada wacana menggulirkan kompetisi pada 25 November atau 2 Desember. Tapi, sampai saat ini belum ada kepastian.

Karena itu, pihak manajemen tidak mau grusa-grusu. Termasuk meminta semua staf pelatih dan pemain berkumpul di Pamekasan. Keputusan baru akan diambil setelah ada keputusan dari operator kompetisi.

’’Madura United selalu menatap ke depan dan tidak mau latah dalam merespons sesuatu. Untuk mengambil langkah mengumpulkan semua pemain, tentu kami perlu kepastian dan keputusan secara resmi terkait kompetisi,’’ jelas Direktur PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB) Zia Ul Haq.

Bagaimana jika kompetisi benar-benar bergulir bulan ini? Zia mengaku tidak khawatir. Sebab, walaupun banyak pemain yang pulang kampung, mereka tetap diminta menjaga kondisi fisik.

Menu latihan mandiri juga sudah diberikan kepada semua pemain. Setidaknya, kondisi mereka masih terjaga.

Total sudah 42 hari kompetisi terhenti. Pihak manajemen tidak takut meski kompetisi lama tertunda. Sebab, mereka sudah melakukan adendum kontrak kepada pemain.

Termasuk kepada seluruh sponsor musim ini. Dengan begitu, pihak klub sudah siap menghadapi segala risiko soal kompetisi. Termasuk jika Liga 1 akhirnya dihentikan.

Cuma, Zia berharap kompetisi segera menemui kejelasan. Dia juga ingin Liga 1 kembali diputar dengan format home-away. Tidak memakai sistem bubble tanpa penonton.

’’Kalau penonton tidak ada, (klub) dapat uang dari mana? Sepak bola itu sumber pendapatan utama dari penonton. Tentu selain sponsor, merchandise dan subsidi dari operator juga,’’ ucap pria asli Pamekasan itu. (*)