BAUBAU – Jalan lingkar ruas Sorawolio-Bungi ternyata belum sepenuhnya aman dari bencana. Malah, jalan itu kerap tertimpa reruntuhan tanah longsor.

Camat Sorawolio, Muslimin mengatakan, lokasi jalan lingkar yang terhubung langsung ke Kecamatan Bungi itu dulunya merupakan kaki gunung. Saat ini, badan jalan tersebut masih dalam ancaman tertimbun tanah longsor dari belahan gunung sisi kiri.

“Sejak awal dibongkar kaki gunung untuk jalan lingkar itu sudah beberapa kali terjadi longsor dan hampir menutup badan jalan. Sekarang ini sebelah sudah talud, tapi yang sebelahnya lagi belum. Sisi yang belum ditalud ini yang masih rawan longsor,” ujar Muslimin di lokasi jalan lingkar rawan longsor, kemarin.

Menurut dia, lokasi tersebut sudah menjadi langganan reruntuhan tanah longsor setiap tahun di musim hujan. Fenomena ini terjadi sejak 2019 lalu. “Jadi, kalau dibiarkan terus, saya kira ini masalah buat kepentingan umum,” tuturnya.

Lebih jauh, ungkap dia, sisi tebing belum dibuatkan talud itu merupakan tanah warga yang dimanfaatkan sebagai kebun. “Masyarakat kami ingin ini dirapikan. Kalau boleh buatkan talud agar bisa bermanfaat buat yang punya lahan sekaligus mengamankan aset jalan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaks) BPBD Kota Baubau, La Ode Muslimin Hibali menambahkan, tebing di sisi kanan jalan lingkar itu terdapat antena repeater kepolisian. Untungnya, sisi itu kini sudah ada talud yang dibuat oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Baubau.

“Sekarang ini tinggal yang sebelah kirinya yang belum tertangani (dibuat talud). Kalau tidak ditalud secepatnya, maka kita khawatir badan jalan lingkar itu tertutup tanah longsor terus pada saat musim hujan,” jelas Muslimin.

Ia menguraikan, tebing bagian kiri jalan lingkar Sorawolio yang perlu dibuatkan talud itu ditaksir memilki ketinggian 5-6 meter dengan panjang 70-80 meter. “Kita sudah buat desain (talud)-nya untuk didorong ke BNPB. Estimasi anggaran yang dibutuhkan Rp 7-8 miliar,” tandasnya.(exa)