PUBLIKSATU.CO – Dinas Pertanian Kota Padang menyebutkan ada sekitar 70 hektare sawah warga yang terdampak musibah banjir sejak pertengahan Oktober 2018.

Atas kondisi itu, Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah meminta agar Perum Bulog menambah biaya beras di pasaran.

“Banjir dimana-mana. Banyak petani gagal panen. Kami menuntut agar Bulog menambah beras. Sebab kebutuhan kami tidak saja untuk pasar, tapi juga suplai ke rumah-rumah yang terdampak bencana,” kata Mahyeldi, Kamis (15/11).

Menurut politisi PKS itu, sebarang hal yang berhubungan dengan upah lonjakan harga. Kebutuhan beras terduga mencapai 100 ton lebih.

“Selain Bulog, kami (Pemkot Padang) juga meminta Pemprov Sumbar untuk memobilisasi pasokan beras dari kabupaten lain,” katanya.

Terpisah, Kepala Bulog Divre Sumbar Suharto Djabar mengatakan, jika Perum Bulog Divre Sumbar memang telah menambah pasokan beras yang digelontorkan melalui operasi pasar.

Jika biasanya biaya beras untuk operasi pasar hanya 20-50 ton / hari, terang Suharto, saat ini Bulog justru mengalirkan 70-100 ton beras / hari.

Menurutnya, penambahan kuota beras dilakukan karena memang ada penyusutan pasokan beras dari petani. Hal ini dilatarbelakangi faktor musim hujan yang melanda hampir keseluruhan wilayah Sumbar dalam satu bulan terakhir.

“Permintaan di permukaan meningkat, sedangkan biaya beras petani menurun akibat banjir di mana-mana. Makanya, kapasitas untuk operasi kami tingkatkan,” kata Kepala Bulog Divre Sumbar Suharto Djabar.

Dari catatannya, pihak Bulog Sumbar menggelontorkan beras dalam operasi pasar selama Oktober saja dengan angka 1.200 ton. Jumlah itu pun tertinggi sepanjang tahun 2018. Pada bulan November ini, sampai pekan kedua, operasi pasar oleh Bulog sudah menyalurkan 300 ton beras.

(rcc / JPC)